Orang yang berhasil, bukanlah orang yang selalu menjumpai hal yang baik didepanya.
bukan pula yang selalu mendapat kemudahan dalam meraihnya,
juga bukanlah mereka yang berketurunan darah dari seorang yang berhasil.
Namun, orang yang berhasil adalah orang yang mampu menconvert Segala macam bentuk wujud didepanya, sebagai sesuatu yang lebih berguna, mengubah lahan tandus di depanya, menjadi perkebunan yang rindang akan daun dan buahnya.
Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah ?.
itulah salahsatu yang Rosul contohkan kepada kita, bukan tentang Indahnya bunga yang mekar, Namun tentang memupuk kaktus untuk bias berbunga indah.
Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan An-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab'ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.
Bukan hal yang mustahil kita bisa berprinsip seperti Beliau-beliau itu.
Mereka bukan Orang yang special tertulis dalam Alqur’an, namun mereka menjadi orang yang Special atas Kerja keras mereka. Beliau-beliau tidak mengeluhkan apa yang Allah berikan pada Mereka, namun Senantiasa Bersyukur dan selalu Sigap atas apa yang Mereka punyai. Mereka bersungguh-sungguh atas Keyakinan Mereka, mereka ubah Apapun kepahitan yang mereka dapati menjadi Pelecut Semangat Mereka. “Barang Siapa Bersungguh-sungguh Pasti Dapat !”
Terkadang, kita sangat sulit menerima kenyataan. “Mengapa kok begini jadinya ?, padahal Do’a dan Usahaku sudah ku tuangkan semua, mengapa mereka yang tidak berkorban samasekali, namun diberi lebih baik dariku ?”,
simpan pertanyaan seperti itu, itu tidak laku bagi para Remaja spt kita.
Allah berfirman,” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu” .{ QS. Al-Baqarah: 216}
Allah adalah yang paling Mengetahui seluk beluk jalan yang tepat Untuk kita, Believe It !. .. Apapu yang kita dapati, kelolalah dengan baik. Sepahit apapun kenyataan, jadikan sebagai Pelecut Semangat.
Kita sebagai Orang cerdik harus berusaha mengubah kenyataan ini sebagai modal yang paling menguntungkan. Sedangkan mereka orang bodoh akan mengubah suatu Kenyataan sebagai keluhan dan menjadikanya masalah yang bertumpuk dan berlipat ganda.
1 komentar:
selamat menunaikan ibadah puasa
Posting Komentar