1. Ilmu-ilmu syari’at, yaitu ilmu-ilmu yang
dibawa oleh syari’at Islam dan yang diperintahkan untuk mengetahuinya serta
mempelajarinya untuk diaplikasikan dalam keyakinan, perkataan, perbuatan dan
etika (landasan moral). Hal ini dilakukan agar kepribadian manusia dapat
mencapai kesempurnaan dengan bekal teori dan praktik sehingga ia dapat menjadi
orang yang suci dan bahagia.
2. Ilmu-ilmu alam (kosmologi), yaitu segala jenis ilmu yang
berkaitan dengan materi (benda) alam. Yakni ilmu-ilmu yang membahas berbagai
macam materi dan kekhususannya yang bersifat alami, sehingga materi-materi
tersebut dapat dimanfaatkan
3. Al ‘Ulum Ar Riyadhiyah (ilmu-ilmu exact/pasti), yaitu
ilmu-ilmu yang selalu menuntut akal (rasio), sehingga akal (rasio) selalu
menjadi alat untuk berkarya dan berkreasi.
Ilmu-ilmu yang
diharamkan dengan ijma’ ulama
Perlu diketahui, banyak
sekali ilmu pengetahuan yang diciptakan manusia yang diharamkan secara mutlak
kepada kaum muslimin, karena bahaya yang ditimbulkannya dan tidak ada
manfaatnya bagi kebahagiaan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Di antara ilmu-ilmu yang diharamkan :
- 1. As-Sihr (ilmu sihir).
Menurut istilah
kata as-sihr secara mutlak menunjukkan segala sesuatu yang
dilakukan secara halus dan lembut, dan sebab-sebab yang menimbulkannya sangat
tersembunyi. Dalam menaklukkan dan mengendalikan jiwa ini, maka cara dan
sebab-sebab yang digunakan sangat berbeda sesuai dengan perbedaan suku, bangsa,
zaman dan eranya. Semuanya itu dilakukan melalui ketaatan dan ketundukkan
kepada syaithan dengan melakukan kerusakan dan kejahatan yang dibisikkannya
(syaithan). Firman Allah I:
وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَالَهُ فيِ اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
{102}
Demi, sesungguhnya
mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan
sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. 2:102)
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa sihir termasuk salah satu dosa
besar yang membawa kepada kehancuran. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dari
Bajalah bin Abdah, ia berkata: “Umar bin Khaththab e telah menetapkan perintah,
yaitu: “Bunuhlah tukang sihir laki-laki atau perempuan”. Kata Bajalah
selanjutnya: “Maka kamipun melaksanakan hukuman mati terhadap tiga tukang
sihir.”
- Ath-Thilasmat (Ilmu
Mantera)
Ath-Thilasmat kata jama’ dari kata thilasm.
Kata ini diambil dari ucapan orang-orang yang mengatakan lailah
thilasmah yang artinya malam yang sangat gelap. Selain itu thilasm juga
berarti mantera dan jimat. Menurut istilah: ilmu yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana memadukan kekuatan yang tinggi yang dapat mempengaruhi
dengan kekuatan yang rendah yang dapat dipengaruhi, sehingga terjadi suatu
perbuatan yang aneh di alam dunia ini, melalui tulisan dan wafak yang sangat
dikenal dikalangan orang-orang yang concert (memiliki perhatian khusus)
terhadap ilmu semacam ini. Objek ilmu matera (jimat) ini adalah essense
bintang-bintang, rahasia bilangan, karasteristik setiap benda, dan perjalanan
bintang-bintang yang memiliki pengaruh terhadap benda-benda bumi. Dilihat dari
segi kegunaannya dan hukumnya, maka ilmu ini sama sekali tidak memberi manfaat
dan hukumnya sama dengan ilmu sihir, sehingga diharamkan untuk mempelajari dan
menggunakannya.
- 3. Ar-Raml (IlmuRamal).
Dari segi bahasa
kata ar-raml berarti bagian dari bumi yang berbeda dengan
tanah dari segi macamnya (pasir) Sedangkan menurut istilah berarti ilmu yang
mempelajari cara-cara membuat gambar atau lukisan di atas pasir atau tanah yang
lembek (lumpur), lalu menghapusnya dengan cara menghapus sebagian tulisan dan
membiarkan sebagian tulisan yang lainnya dengan meletakkan benda dan
menggunakan kode (mantera). Ilmu ini digunakan untuk mengetahui apa yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Ilmu ini termasuk ilmu perdukunan dan ilmu
nujum (astrologi).
Imam Muslim dalam shahih-nya
meriwayatkan dari salah seorang istri Nabi e, beliau bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا
“Barangsiapa mendatangi
tukang ramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia
mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.”
- 4. At-Tanjim (Astrologi)
Menurut istilah,
kata at-tanjim berarti ilmu yang berkaitan dengan benda-benda
langit dan bintang-bintang untuk mengetahui kekuatan dan pengaruhnya
terhadap benda-benda bumi sebagai petunjuk atas peristiwa yang akan
terjadi di muka bumi, yaitu kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan
manusia dan makhluk bumi lainnya. Pada hakekatnya at-tanjim tidak
dikatagorikan sebagai sebuah ilmu. Ia lebih tepat dikatagorikan sebagai igauan
yang membingungkan dan pemikiran sesat yang lahir dari orang-orang yang tidak
mendapat petunjuk Allah I. Hukum mempelajari dan mengamalkan atau mempraktekkan
ilmu nujum ini dikatagorikan sebagai perbuatan kufur, karena menisbahkan
kejadian dan peristiwa alam seperti mati dan hidup, kemudharatan dan
kemanfaatan dan lainnya kepada selain Allah I.
مَنْ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ النُّجُوْمِ فَقَدْ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ, زَادَ مَا زَادَ
(رواه أبو داود وإسناده صحيح )
“Barangsiapa mempelajari
sebagian dari ilmu nujum, sesungguhnya ia telah mempelajari sebagian dari ilmu
sihir. Semakin bertambah (ilmu yang dia pelajari) semakin bertambah pula
(dosanya).” (HR: Abu Daud dan isnadnya shahih)
- 5. Al Jafr (Ilmu Kode /Rumus).
Kata Al Jafr berarti
anak kambing atau unta yang masih kecil. Menurut istilah berarti sebuah ilmu
untuk mengetahui rumus atau kode yang berdasarkan kepada huruf-huruf rahasia,
dimana pelakunya menyangka bahwa dalam kode atau rumus itu terdapat petunjuk yang
menunjukkan beberapa peristiwa yang akan terjadi sampai hari kiamat. Berbeda
dengan empat macam ilmu di atas yang tidak diketahui penemunya atau yang
pertama kali membuatnya, ilmu ini diciptakan oleh Harun bin Said Al Lajali yang
mengaku dirinya sebagai seorang tokoh aliran Syi’ah Zaidiyah. Hal ini
didasarkan pada sebuah buku yang ditulisnya yang periwayatannya diklaim oleh
dia berasal dari Ja’far Ash Shadiq, salah seorang imam dari kalangan ahlu
Al Bait (keluarga Rasulullah e), dimana didalam buku itu dibahas suatu
ilmu yang dapat mempredeksi kejadian yang akan menimpa ahlu al bait.
Dilihat dari segi manfaatnya, sebenarnya ilmu Al Jafr ini
tidak memberikan manfaat apa-apa terhadap kaum muslimin. Bahkan ilmu ini
merupakan sampah dan racun yang disebarkan oleh para pemikir dan tokoh
zindik. Wallahu A’lam.
Abu Syafi’i
Rujukan:
- Ilmu
dan Ulama (terjemahan), Abu Bakar Jabir Al Jazairi, hal.52-53 dan
113-119.
- Kitab
Tauhid (terjemahan), Syaikh Muhammad At Tamimi, hal. 128-138 dan 147.
1 komentar:
Ijin kutip untuk keperluan tugas, terima kasih.
Posting Komentar