“Basahilah lidahmu dengan dzikir” duh.. sudah
berapa kali saya denger hadist ini tapi …waktu yang digunakan untuk berdzikir
masih sedikit, padahal Allah berfirman “AKu bersama hamba-Ku ketika dia
mengingat-Ku”. Allahu Akbar. Luar biasa, mencoba untuk melakukan variasi dalam
berdzikir kenapa tidak ? La illahaillallah adalah sebaik2 dzikir …wueshh
pikiranpun mulai menerawang balasan apa yang akan Allah kasih jika saya
mengucapkan Laillahailallah 1x apakah senilai uang 1 juta,10 juta atau 100 juta,
lebih, pasti lebih dari itu di hadapan Rabbul Izzati. Subahannallah.
Rugiii…..berapa sudah waktu yag hilang, uang yang hilang, istana yang tertunda
di surga nanti – InnaLillahiwainaillaihi’irojiun. Ga papa kan berdagang dengan
Allah.
Imam Al Ghazali dalam risalahnya Al Asma Al Husna menuliskan kecintaan kepada Allah bisa ditingkatkan dengan tiga cara ; (i) mengingatnya (ii) mempercayainya (iii) mempertahankannya. Begitu pula Pak Ary Ginanjar dalam bukunya “Rahasia membangun kecerdasan Emosional dan Spiritual” beliau menulis bahwa seorang hamba bisa menjadi manusia yang luar biasa jika mau meneladani sifat-sifat Allah dengan cara mengingat-ingatnya dan meneladani sifat-sifat-Nya.
Sesungguhnya antara hamba dengan Rabbnya ada 2 panghalang ; (i) ilmu dan (ii) ego (Aku).
Perasaan jenuh, bosen, mandek atau tidak ada
peningkatan terkadang datang pula, tapi ingat pesan “yang mencari akan
menemukan” ada secercah harapan untuk mencari lagi, baik itu dari buku, artikel
baik itu di majalah atau di internet, seminar , maupun taklim - apa saja.
Alhamdulillah masih ada rasa haus yang belum terpuaskan dengan minuman yang
standard. Mencoba untuk flash back ke zaman para sahabat yang memiliki tingkat
keimanan yang mempesona dan berdecak kagum setiap kali membaca kisahnya, sudah
tentu pengetahuan mereka tentang surga, neraka, negri akhirat dan segala sesuatu
yang terjadi didalamnya berbeda dengan pengetahuan saya dan itu mungkin yang
membuat tingkat keimanan saya seolah tak bergerak.
Ego, Aku “barang siapa yang mengenal dirinya
maka dia akan mengenal Tuhannya dan barang siapa yang mengenal dirinya maka
tidak ada waktu untuk mencari kesalahan orang lain”. Ada perasaan aneh
menghampiri ketika mencoba berlama-lama bercermin. sudah berapa jauh saya
mengenal diri saya dengan baik dan sudah berapa lama saya menyadari begitu
sangat rentannya melakukan kesalahan setiap detik.
Menjadi milik-Nya bukan sebaliknya menjadikan Allah sebagai milik saya dan mengikuti semua keinginaan saya – Naudzubillahiminzalik, kebodohan apalagi yang saya lakukan berlarut-larut. STOP. “Ya Rabb biarkan aku menjadi milik-Mu selamanya…menyatu bersama-Mu, biarkan jiwa ini terbakar oleh cahaya-Mu..cinta-Mu”.
Teringat kembali firman Allah SWT “Sesungguhnya Aku mengikuti perasaan hamba-Ku terhadap-Ku” kenapa tidak saya coba untuk mengatakan ke diri saya sendiri dengan menggunakan 3 metode dari imam Al Ghazali diatas : “saya selalu bersamaMu ya Allah” (bukannya saya ingin bersamaMu), “saya selalu mencintaiMu ya Rabb” (bukannya saya ingin mencintai-Mu), “saya selalu merindukan-Mu ya Tuhanku”. Ada perasaan puas yang mengalir, seolah-olah sesuatu yang sudah tercapai dan tinggal menikmati saja perjalanan hidup bersama Al Malik, Al Aziz. Perasaan tenang, aman, damai, bahagia yang selama ini dicaripun mulai rajin menjenguk orang pesakitan seperti saya.
WaLlahua'lam bi shawab.
yudha_bs@yahoo.com.sg
Sumber: eramuslim
Menjadi milik-Nya bukan sebaliknya menjadikan Allah sebagai milik saya dan mengikuti semua keinginaan saya – Naudzubillahiminzalik, kebodohan apalagi yang saya lakukan berlarut-larut. STOP. “Ya Rabb biarkan aku menjadi milik-Mu selamanya…menyatu bersama-Mu, biarkan jiwa ini terbakar oleh cahaya-Mu..cinta-Mu”.
Teringat kembali firman Allah SWT “Sesungguhnya Aku mengikuti perasaan hamba-Ku terhadap-Ku” kenapa tidak saya coba untuk mengatakan ke diri saya sendiri dengan menggunakan 3 metode dari imam Al Ghazali diatas : “saya selalu bersamaMu ya Allah” (bukannya saya ingin bersamaMu), “saya selalu mencintaiMu ya Rabb” (bukannya saya ingin mencintai-Mu), “saya selalu merindukan-Mu ya Tuhanku”. Ada perasaan puas yang mengalir, seolah-olah sesuatu yang sudah tercapai dan tinggal menikmati saja perjalanan hidup bersama Al Malik, Al Aziz. Perasaan tenang, aman, damai, bahagia yang selama ini dicaripun mulai rajin menjenguk orang pesakitan seperti saya.
WaLlahua'lam bi shawab.
yudha_bs@yahoo.com.sg
Sumber: eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar