Rohis Tazakka SMK Negeri 1 Bantul

"Fi Thoriqil Islami Jihaduna"

Assalamu'alaikum

Perkenalkan, kami dari Rohis Tazakka SMKN 1 Bantul mempersembahkan sebuah blog yang bertujuan untuk media penyampaikan informasi kegiatan, dakwah dan juga sebagai media mempererat ukhuwah di berbagai kalangan, khususnya pelajar.

Berikut profil singkat kami

Rohis Tazakka SMKN 1 Bantul merupakan suatu organisasi di bawah OSIS sekbid Ketaqwaan. Pada awal pembentukannya, nama Takmir Musholla Ath Tholibin lah yang dipilih menjadi nama organisasi ini sebelum berubah nama menjadi Rohis Tazakka. Nama Tazakka diambil dari QS Al A'la ayat 14 yang berarti membersihkan diri. Hingga saat ini sudah ada 13 generasi yang telah mengabdikan diri bersama Rohis Tazakka.

Perjuangan dakwah tidak akan terhenti apabila sudah menjadi alumni. Ini dikarenakan Rohis Tazakka memiliki organisasi khusus alumni Rohis yang bernama FORMASSKA ( Forum Alumni Rohis SKANSABA ) yang masih terus aktif dan membantu para pejuang muda Rohis SMK Negeri 1 Bantul.

Rohis Tazakka mempunyai jargon Fii Thoriqil Islami Jahadna yang artinya Di Jalan Islam Kami Berjuang. Organisasi ini mempunyai visi mewujudkan warga SMK yang cerdas dan berakhlak mulia, sedangan misinya ialah berjuang dengan niat karena Allah swt.

Info lebih lanjut hubungi kami di
Facebook : Rohis Tazakka
Twitter : @Rohis_Tazakka
Instagram : @rohistazakka

Tabrakan Maut Kereta Api di Polandia

Suasana duka bagaikan dua bulan terakhir di Indonesia terasa di Krakow pula dan sama-sama disebabkan oleh kecelakaan transportasi. Pada hari Sabtu malam, 3 Maret 2012, sekitar pukul 21:15 waktu setempat, terjadi tabrakan kereta api di wilayah Szczekociny di bagian selatan Polandia yang menewaskan 16 orang dan membuat 58 orang terluka berat, peristiwa ini merupakan kecelakaan kereta api yang terparah di Polandia selama lebih dari 20 tahun terakhir. Tak urung Presiden Polandia saat ini Bronislaw Komorowski, dan Perdana Menteri Donald Tusk langsung mengunjungi tempat kejadian pada keesokan paginya bersama tiga menteri kabinet lainnya. Kami membaca berita itu dari media lokal, baru sehari tiba di Krakow usai mudik ke Indonesia.
Tabrakan maut ini terjadi antara dua kereta api yang berjalan di atas satu rel yang sama dari arah berlawanan. Yang satu KA dari Warszawa menuju Krakow, yang satu lagi KA dari Przemysl menuju Warszawa. Di daerah Szczekociny, kedua kereta api yang kabarnya sedang melaju dengan kecepatan tinggi (100-120 km/jam) akhirnya bertabrakan. Para penduduk di sekitar lokasi kecelakaan mengatakan tabrakan itu terdengar seperti ledakan bom yang luar biasa keras. Total kapasitas kedua KA adalah 350 penumpang di dalam 10 gerbong. Dampak terparah dari tabrakan ini terlihat pada tiga gerbongnya yang ringsek berat bahkan terbelah dua. Sejauh ini masih diberitakan upaya-upaya penyelamatan dan pencarian korban, namun sudah 16 orang yang dipastikan meninggal dan 58 orang yang terluka serius. (kami jadi teringat tragedi kereta api Bintaro yang pernah diceritakan orang tuaku)

10 April 2010 bagi rakyat Poland, cobaan berat bagi bangsa Polandia tatkala pesawat kepresidenan Polandia mengalami kecelakaan di wilayah Smolensk, Rusia dan membunuh 96 penumpangnya, termasuk presiden Polandia saat itu Lech Kaczynski, Istri alias Ibu Negara Maria Kaczynska, dan para pejabat negara penting lainnya termasuk beberapa pimpinan militer dan anggota parlemen Polandia. Selama satu minggu penuh di bulan april itu, seluruh bangsa Polandia dirundung duka teramat mendalam.
Peristiwa 3 maret 2012 ini seolah mengulang kedukaan itu, mengorek borok luka dan masyarakat menjadi was-was dengan pelayanan transportasi publik yang buruk—hmm..., mereka belum tahu kalau di negara lain, malah masih banyak pelayanan transportasi yang lebih buruk. Beginilah Polandia, masyarakatnya berhak mengkritisi para pejabat, para pegawai negeri bahkan berhak mengajukan pemecatan pada pe-en-es-nya.
Tabrakan KA maut di Polandia pada tanggal 3 Maret 2012, telah membuat pemerintah Polandia menyatakan masa Berkabung Nasional selama 2 hari. Photo kredit: www.wiadomosci.wp.pl

Sumber artikel yang kami baca pada media lokal, menyebut:

Yang pertama-tama ditanyakan semua orang pastilah “How could this happen?” Bukankah sudah ada pengaturan agar setiap KA mempunyai jalur rel-nya sendiri selama durasi perjalanannya? Usut punya usut, ternyata pada hari itu ada perbaikan rel KA di stasiun Szczekociny, sehingga KA Warsawa-Krakow pindah jalur ke jalur rel yang tidak seharusnya yaitu jalur rel yang sama dengan KA Przemysl-Warsawa yang juga sedang beroperasi saat itu, sehingga terjadilah kecelakaan tragis itu. Selain warga Polandia, juga diberitakan ada warga negara lain yang menjadi korban meninggal yaitu seorang wanita Amerika dan seorang Ukraina.
Kereta api ditumpangi oleh banyak mahasiswa, pekerja professional dan manula yang sedang memiliki jadwal rutin aktivitas yang tiba-tiba harus dihentikan, tanpa disangka mereka menutup mata selamanya.
foto dari gazeta.pl
Hari Berkabung Nasional karena Kecelakaan Transportasi
Presiden Polandia akhirnya menetapkan hari Berkabung Nasional (Polish: Żałoba narodowa) selama 2 hari, yaitu tanggal 5-6 Maret kemarin untuk mengenang tragedi ini. Maka selama dua hari mulai terlihat bendera-bendera yang dipasang setengah tiang dengan pita-pita hitam yang diikat di bawahnya. Begitu pula stasiun-stasiun TV Polandia masih ramai memberitakan update-news seputar kecelakaan ini.
Kalau di Indonesia yang jumlah penduduk dan wilayahnya jauh lebih besar dari Polandia, kecelakaan dengan korban ’16 warga sipil’ pastinya tidak akan masuk hitungan untuk mengumumkan hari berkabung nasional, apalagi sampai dua hari. Beritanya pun bisa jadi muncul di TV cukup untuk 1-2 hari kecuali buat santapan infotainment. Jangankan presiden, Menteri Perhubungan saja belum tentu meyempatkan diri berkunjung ke TKP. Amat berbeda dengan situasi Polandia, berita tragis kecelakaan KA ini sudah cukup membuat Presidennya berkunjung ke lokasi dan tidak lama kemudian mengumumkan hari berkabung nasional, ‘16 nyawa korban’ itu amat dihargai. Memang mungkin saja hal ini ada kaitannya dengan pencitraan Polandia yang akan menjadi host Piala Eropa 2012 yang bergengsi, juga karena warga Polandia jauh lebih sedikit daripada Indonesia (Polandia hampir 40 juta penduduk, sementara Indonesia sudah lebih dari 200 juta orang) sehingga kecelakaan sebesar ini menjadi sorotan publik bahkan dunia.
Namun lebih jauh lagi menurut kami, hal ini juga menjadi salah satu indikator bahwa kondisi perkeretaapian atau transportasi di Polandia sudah jauh lebih baik dari Indonesia, dan yang lebih penting lagi bagaimana pemerintah Polandia lebih menghargai nyawa penumpang transportasi negaranya, harga nyawa rakyatnya! Di Indonesia, mana pernah ada hari berkabung nasional yang ditetapkan karena kecelakaan transportasi, apalagi yang jumlah korban meninggalnya ‘hanya’ belasan orang. Dan yang paling disayangkan, kalimat “Ini sudah takdir…” sering jadi kalimat utama yang jadi alasan para penyebab kelalaian bertransportasi, sehingga rentetan kecelakaan lalu lintas di jalan raya, dalam penerbangan, maupun perkereta-apian sudah jadi berita langganan di negeri kita, apalagi kemacetan lalintas kian merajalela yang ‘para wakil rakyat’ tak kunjung menemukan solusinya (minimal solusi buat diri hamba sendiri, hijrah sementara, jangan sampai jadi tukang memadati jalan raya, deh…).

Jadi dalam bidang transportasi, separah-parahnya dan sekomplit-komplitnya ejekan warga asing atas pemberitaan kecelakaan kereta api umum di Polandia ini, dengan miris kamimenyadari bahwa masih lebih parah dan lebih terbengkalai kondisi transportasi umum di Indonesia. Apakah pantas tinggal menyalahkan takdir ketika ada manula yang pingsan karena kelamaan menunggu dalam keadaan lapar di stasiun KA Bojong gede, misalnya? Dan karena takdir pula-lah seorang Ibu kehilangan bayi di rahimnya karena tergencet-gencet saat berdesakan dalam kereta api ekonomi tujuan Bogor? Karena takdir pula para pejalan kaki menjadi korban tabrakan Xenia maut, begitukah? Jadi khawatir, mungkinkah suatu hari nanti akan ada pula yang berapologi bahwa “bertindak korupsi sudah menjadi takdir…” ?! naudzubillahiminzaliik.
Meskipun pemerintahannya adalah kaum kafir ternyata ‘Manjadda wajada’ lebih terasa kental di Polandia, ke-istiqomahan dalam taat pada hukum juga telah mengalahkan tanah pertiwi (padahal pembangunan Indonesia sudah ratusan kali lipat jauh lebih modern dari pada di ‘dusun Krakow’ ini lho…) kecelakaan yang amat jarang terjadi itu membuat masyarakat merasa aman mempergunakan angkutan publik. Memang masih banyak pengemudi yang kebut-kebutan dengan mobil kebanggaannya, namun temanku bilang, sekali pernah ada pengemudi mabuk yang menabrak seseorang hingga menemui ajal, maka seumur hidupnya si pengemudi ini tak bisa mengendarai mobil lagi, SIM-nya dicabut sampai mati. Dan tragedi kecelakaan lalu lintas biasanya tak disebut ‘takdir’, melainkan kejadian yang disebabkan ‘human-error’, kelalaian manusia.

Kita manusia adalah makhluk-Nya yang memang paling sering lalai, lupa, terlena pada kenikmatan dunia. Dan ketetapan-Nya memang selalu terancang rapi untuk kita jalani, qodho & qodar, yang rancangan skenario-Nya itu juga berhiaskan ikhtiar optimal seorang hamba, kita resapi makna ayat indah-Nya, “Apa saja nikmat (kebajikan) yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.” QS. an-Nisa’ (4) : 79. Semua peristiwa kecelakaan itu memiliki hikmah dan pelajaran berharga, duhai saudaraku… Alangkah ruginya kalau isak-tangis keluarga korban malah dijadikan senjata penambah rating televisi atau penghias infotaiment dan selanjutnya hari berlalu tanpa perubahan berarti pada sikap diri. Mari jalani penerapan hukum kelalaian diri, dan kita perbaiki kesalahan tersebut, jangan sampai hanya melempar kalimat “takdir telah berlaku” tanpa usaha perbaikan yang berpihak pada jelata.
kami sampaikan turut berduka cita kepada semua keluarga korban, semoga dilimpahkan -Nya samudera keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi peristiwa ini. 

Wallohu’alam bisshowab.
(bidadari_Azzam @Old-town Krakow, 7 Maret 2012)

0 komentar:

Posting Komentar