Rohis Tazakka SMK Negeri 1 Bantul

"Fi Thoriqil Islami Jihaduna"

Assalamu'alaikum

Perkenalkan, kami dari Rohis Tazakka SMKN 1 Bantul mempersembahkan sebuah blog yang bertujuan untuk media penyampaikan informasi kegiatan, dakwah dan juga sebagai media mempererat ukhuwah di berbagai kalangan, khususnya pelajar.

Berikut profil singkat kami

Rohis Tazakka SMKN 1 Bantul merupakan suatu organisasi di bawah OSIS sekbid Ketaqwaan. Pada awal pembentukannya, nama Takmir Musholla Ath Tholibin lah yang dipilih menjadi nama organisasi ini sebelum berubah nama menjadi Rohis Tazakka. Nama Tazakka diambil dari QS Al A'la ayat 14 yang berarti membersihkan diri. Hingga saat ini sudah ada 13 generasi yang telah mengabdikan diri bersama Rohis Tazakka.

Perjuangan dakwah tidak akan terhenti apabila sudah menjadi alumni. Ini dikarenakan Rohis Tazakka memiliki organisasi khusus alumni Rohis yang bernama FORMASSKA ( Forum Alumni Rohis SKANSABA ) yang masih terus aktif dan membantu para pejuang muda Rohis SMK Negeri 1 Bantul.

Rohis Tazakka mempunyai jargon Fii Thoriqil Islami Jahadna yang artinya Di Jalan Islam Kami Berjuang. Organisasi ini mempunyai visi mewujudkan warga SMK yang cerdas dan berakhlak mulia, sedangan misinya ialah berjuang dengan niat karena Allah swt.

Info lebih lanjut hubungi kami di
Facebook : Rohis Tazakka
Twitter : @Rohis_Tazakka
Instagram : @rohistazakka

Amalan Sunnah 'Idul Fitri

Islam adalah satu-satunya agama yang diredhai oleh Allah serta agama paling sempurna. Firman Allah S.W.T:
Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku telah redha Islam itu menjadi agamamu.
Surah al-Maaidah: 3
Kesempurnaan Islam itu terserlah apabila ia mampu menangani segala permasalahan manusia secara menyeluruh. Islam telah membicarakan isu-isu bersifat global seperti sistem ekonomi, sistem pemerintahan malah ia juga membicarakan sekecil-kecil perkaraseperti adab masuk ke tandas dan beristinjak. Oleh itu, tidak hairanlah sekiranya Islam juga telah memberikan garis panduan berkaitan tatacara menyambut hari-hari kebesarannya seperti hari raya Aidilfitri ini. Adalah penting bagi kita untuk sentiasa menjadikan al-Quran dan sunnah sebagai petunjuk dalam mengendalikan upacara sambutan Aidilfitri kerana inilah masa untuk kita semua membuktikan bahawa kita benar-benar telah menjadi seorang insan yang bertakwa setelah melalui bulan Ramadan kerana padanya terdapat ibadah puasa yang berupaya membentuk golongan muttaqin(orang yang bertakwa). Justeru itu, ada baiknya sekiranya kita mengetahui apakah amalan-amalan yang telah diajar oleh Rasulullah s.a.w sempena menyambutketibaan hari lebaran Aidilfitri ini.

Lanjutkan Membaca..

Haji

Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan oleh setiap umat Islam, bahkan oleh yang telah menunaikannya berkali-kali sekalipun. Karena itu, bagi yang dimudahkan Allah untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini agar menggunakan kesempatan emas itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, belum tentu kesempatan menunaikan ibadah haji itu datang kembali.
Agar bisa beribadah haji dengan sebaik-baiknya, sekhusyu' - khusyu'nya dan menjadi haji mabrur, di samping harus ikhlas kita harus memiliki ilmu yang cukup seputar bagaimana menjalankan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Hal-hal yang mewajibkan haji
  1. Islam
  2. Berakal
  3. Baliqh
  4. Merdeka
  5. Mampu : meliputi kemampuan materi dan fisik. Barangsiapa tidak mampu dengan hartanya untuk memenuhi biaya perjalanan, nafkah haji dan sejenisnya maka ia tidak berkewajiban haji.  Adapun orang yang mampu secara materil, tetapi tidak mampu secara fisik dan jauh harapan sembuhnya, seperti orang yang sakit menahun, orang yang cacat atau tua renta maka ia harus mewakilkan hajinya kepada orang lain. Dan disyaratkan orang yang mewakilinya sudah haji untuk dirinya sendiri.
  6. Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu adanya mahram yang pergi bersamanya. Sebab haram hukumnya jika ia pergi haji atau safar (bepergian) lainnya tanpa mahram, berdasarkan sabda Nabi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
    ”Tidak (dibenarkan seorang) wanita bepergian kecuali dengan mahramnya." (Muttafaq Alaih).
    Jika seorang wanita pergi haji tanpa mahram maka ia berdosa tetapi hajinya tetap sah.

Rukun Haji.

Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji yang jika tidak dikerjakan hajinya tidak syah. Adapun rukun haji adalah sebagai berikut :
  1. Ihram, Yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk haji atau umrah di Miqat Makani.
  2. Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, zikir dan berdo'a di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.
  3. Tawaf Ifadah, Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah.
  4. Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah.
  5. Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut sesudah selesai melaksanakan Sa'i.
  6. Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.

Wajib Haji

Adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah ;
  1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram
  2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina)
  3. Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah
  4. Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
  5. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
  6. Tawaf Wada', Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.
  7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram

Jenis-Jenis Haji

HAJI TAMATTU`
Tamattu artinya bersenang-senang adalah  melaksanakan Ibadah  Umrah terlebih dahulu dan setelah itu baru melakukan Ibadah Haji. setelah selesai melaksanakan Ibadah Umran yaitu : Ihram, tawaf, Sa'i  jamaah boleh langsung tahallul, sehingga jama'ah sudah bisa melepas ihramnya. selanjutnya jama'ah tinggal menunggu tanggal 8 Zulhijah untuk memakai pakaian Ihram kembali dan berpantangan lagi untuk melaksanakan Ibadah Haji. Karena kemudahan itulah Jema'ah dikenakan "Dam" atau denda. yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. 3 hari di Tanah Suci, 7 hari di Tanah Air.
Bagi jema'ah yang lebih awal berada di Madinah persiapan ihramnya dilaksanakan di Madinah sedangkan Miqatnya dilakukan di  Bir Ali (Zulhulaifah),  di jalan raya menuju Mekah sekitar 12 KM dari kota Madinah.  Sedangkan bagi jema'ah yang datang belakangan dan langsung ke Mekah miqatnya dapat dilakukan di pesawat udara saat melintas batas miqat. Persiapan Ihram untuk ibadah Umrah sebaiknya dilakukan di tanah air sebelum berangkat.

Pelaksanaan Ibadah Umarah Haji Tamattu

Bagi Jama'ah haji yang baru berangkat ataupun telah sampai dapat melakukan niat dan melaksanakan tertib haji sebagai berikut :
  1. Persiapan Ihram :
  2. Memotong Kuku.
  3. Memotong rambut secukupnya.
  4. Mandi sunnat ihram.
  5. Memakai wangi-wangian.
  6. Memakai pakaian ihram.
MIQAT di Saudi. (Bir Ali, Rabiqh, Zatu Irqin, Qarnul Manazil dan Yalamlam) Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
  2. Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Umratan
  3. Diperjalanan ke Mekah membaca "Talbiah" sebanyak-banyaknya.
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
  1. Umrah (Tawaf , Sa'i).
  2. atau Tawaf saja 7 kali keliling.
Apabila rangkaian ibadah tersebut sudah dilaksanakan, maka selesailah pelaksanaan ibadah Umrah. Jama'ah sudah boleh mengganti pakaian Ihram dengan pakaian biasa, sambil menunggu saatnya pelaksanaan ibadah Haji 8 Zulhijah. Jama'ah Haji Tamattu sudah boleh nelakukan apa saja yang terlarang selama Ihram.

Pelaksanaan Ibadah Haji Tamattu

Ibadah Haji dimulai dengan memakai pakaian dan niat Ihram pada tanggal 8 Zulhijah. Persiapan Ihram dilakukan di tempat penginapan Mekah, sedangkan shalat sunat dan niat Ihramnya bisa dilakukan di rumah atau Masjidil Haram. Niatnya : Labbaika Allahumma' Hajjan.

Haji Qiran

Yaitu Melaksanakan Ibadah  Haji dan Umrah secara bersamaan, dengan demikian prosesi tawaf, Sa'i dan tahallul untuk Haji dan Umrah dilakukan satu kali atau sekaligus. Karena kemudahan itulah Jema'ah dikenakan "Dam" atau denda. yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. Bagi yang melaksanakan Haji Qiran disunnatkan melakukan tawaf Qudum saat baru tiba di Mekah.
Miqat bagi jema'ah yang berada di Madinah ialah Bir Ali (Zulhulaifah). Sedangkan bagi jema'ah yang sudah berada di Mekah miqatnya dapat dilakukan di Tan'im atau Ji'ranah. yang datang ke Mekah pada hari yang mepet ke tanggal 9 Zulhijah, Miqatnya dapat dilakukan diatas pesawat saat melintas daerah miqat.

Pelaksanaan Haji Qiran

MIQAT ditanah air. Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
  1. Memotong Kuku.
  2. Memotong rambut secukupnya.
  3. Mandi sunnat ihram.
  4. Memakai wangi-wangian.
  5. Memakai pakaian ihram.

MIQAT di Saudi.

Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah. Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
  2. Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan.
  3. Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca "Talbiah"
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
  1. Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di Mekah).
  2. Boleh langsung Sa'i Setelah Tawaf Qudum, atau boleh juga sesudah tawaf Ifadah.
  3. Jika melakukan Sa'i tidak boleh langsung bertahallul, sampai selesai seluruh kegiatan Ibadah Haji.
Sesudah tawaf Qudum dan Sa'i jama'ah menunggu waktu pelaksanaan haji yang dimulai tanggal 8 Zulhijah. Dalam waktu menunggu pelaksanaan haji itu, jama'ah Haji Qiran harus tetap mengenakan pakaian Ihram, dan mematuhi semua larangan yang berkenaan dengan ihram.

Haji Ifrad

Yaitu Melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah, dimana masing-masing dikerjakan tersendiri, dalam waktu berbeda tetapi tetap dilakukan dalam satu musim haji. Pelaksanaan ibadah Haji dilakukan terlebih dahulu selanjutnya melakukan Umrah dalam satu musim haji atau waktu haji.
Dibatas miqat sebelum memasuki Mekah jemaah haji harus sudah memakai pakaian ihram serta niat untuk melaksanakan "Ibadah Haji" sekaligus "Ibadah Umrah". Jama'ah harus tetap berpakaian ihram sampai selesai melaksanakan kedua ibadah tersebut yaitu sejak tiba di Mekah sampai lepas hari Arafah 9 Zulhijah. Selama memakai pakaian ihram segala larangan harus ditaati  dan jema'ah yang memilih haji ifrad disunatkan melakukan Tawaf Qudum, yaitu tawaf sunat saat baru tiba di Mekah. Haji Ifrad memang paling berat tetapi juga paling tinggi kualitasnya karena itu yang melaksanakan Haji Ifrad tidak dikenakan Dam atau denda

Pelaksanaan Haji Ifrad

MIQAT ditanah air. Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
  1. Memotong Kuku.
  2. Memotong rambut secukupnya.
  3. Mandi sunnat ihram.
  4. Memakai wangi-wangian.
  5. Memakai pakaian ihram.
  6. MIQAT di Saudi. Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah. Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
  7. Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
  8. Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan.
  9. Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca ;Talbiah
  10. Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
  11. Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di Mekah).
  12. Setelah Tawaf boleh langsung Sa'i tetapi tidak boleh tahallul karena Jema'ah haji ifrad boleh tahallul nanti setelah Tawaf dan Sa'i haji dilaksanakan.

Pelaksanaan Umarah Ifrad

Setelah melaksanakan "Ibadah Haji"jema'ah harus bersiap lagi untuk melaksanakan "Ibadah Umrah". Persiapan ihram dilakukan dipenginapan di Mekah, dan Miqatnya di Tan'im atau Ji'ranah. Rincian Ibadah Umrah untuk Haji Ifrad adalah sebagai berikut :
  1. Melakukan persiapan ihram.
  2. Mandi sunnat ihram.
  3. Memotong Kuku.
  4. Memotong rambut secukupnya.
  5. Memakai wangi-wangian.
  6. Memakai pakaian ihram, berangkat ke batas Miqat di Tan'im atau Ji'ranah. Disini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut ;
  7. Shalat sunat ihram 2 rakaat.
  8. Melafazkan niat umrah : (Labbaika Allahuma Umratan).
  9. Berangkat ke Mekah dan dalam perjalanan membaca Talbiyah sebanyak-banyaknya.
  10. Di Mekah jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut.
  11. Tawaf Umrah
  12. Melaksanakan Sa'i
  13. Tahallul

Umrah

Ibadat Umrah

Umrah ialah Haji kecil, ia diambil dari perkataan al-I'timar iaitu (ziarah). Orang yang mengerjakan Umrah akan berniat Ihram Umrah dari miqat, mengerjakan Tawaf Qudum, bersaie dan seterusnya bertahallul dari Ihramnya dengan bercukur atau bergunting.

Rukun Umrah

  1. Ihram, Yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk umrah di Miqat Makani.
  2. Tawaf Umrah, Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali
  3. Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali.
  4. Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut
  5. Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.

Wajib Umrah

  1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram
  2. Tidak berbuat yang diharamkan dalam berumrah

    kami angkat dari : http://www.islamgrid.gov.my/articles/ibadah/haji.php

Lanjutkan Membaca..

Qurban

Qurban

Dari segi bahasa, korban bermaksud sesuatu yang dikorbankan kerana Allah subhanahu wata‘ala.  Dari sudut syara‘, korban bermaksud menyembelih binatang yang tertentu pada masa-masa yang tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata‘ala.

Pensyari'atan Dan Hikmahnya

Korban telah disyari‘atkan pada tahun kedua hijrah sama seperti ibadah zakat dan sembahyang Hari Raya.
Firman Allah subhanahu wata‘ala:
Maksudnya:
“Maka kerjakanlah sembahyang kerana Tuhanmu dan sembelihlah korban (sebagai tanda syukur)”
(Surah Al-Kauthar 108:2)
Hikmah disyari‘atkan korban ialah sebagai tanda bersyukur kepada Allah subhanahu wata‘ala di atas segala nikmatNya yang berbagai dan juga di atas kekalnya manusia dari tahun ke tahun.
Ia juga bertujuan menjadi kifarah bagi pelakunya, sama ada disebabkan kesilapan-kesilapan yang telah dilakukan ataupun dengan sebab kecuaiannya dalam menunaikan kewajipan di samping memberikan kelegaan kepada keluarga orang yang berkorban dan juga mereka yang lain.
Korban tidak memadai dengan menghulurkan nilai harganya, berbeza dengan ibadah zakat fitrah yang bermaksud memenuhi keperluan golongan fakir, Imam Ahmad dikatakan menyebut amalan menyembelih korban adalah lebih afdhal daripada bersedekah dengan nilai harganya.

Hukum Melakukan Korban

Hukum melakukan korban ialah sunnah mu’akkadah bagi sesiapa yang mampu melakukannya.

Sabda Nabi Muhammad sallallahu ‘alayhi wasallam yang bermaksud:
 “Aku diperintahkan agar menyembelih qurban dan ia sunat bagi kamu”
(Riwayat Tirmizi)

Pembahagian Ibadah Korban

Terdapat dua jenis Korban iaitu korban wajib dan korban sunat.
  1. Korban Wajib
  2. Korban Nazar.
Contohnya apabila seseorang menyebut, “Kerana Allah wajib ke atasku berqurban seekor kambing atau seekor unta ini” ataupun dengan menyebut, “Aku jadikan kambing ini sebagai korban”
Sama sahaja hukumnya dalam hal sama ada yang menyebutnya itu seorang yang kaya ataupun seorang fakir. Binatang yang dibelikan untuk tujuan korban oleh seorang fakir. Apabila seorang fakir membeli seekor kambing dengan niat untuk dikorbankan, maka ia menjadi wajib. Ini kerana membeli dengan tujuan berkorban oleh seseorang yang tidak wajib melakukannya dikira wajib kerana perbuatan ini dikira sebagai satu nazar.

Korban Sunat
Korban sunat ialah korban yang dilakukan oleh seseorang yang berkemampuan melakukannya sama ada miskin ataupun yang bermusafir, yang tidak berniat nazar atau membeli dengan tujuan korban.

Syarat-Syarat Korban


Syarat korban dapat dibahagikan kepada 3 bahagian iaitu:
    1. Syarat Wajib/Sunat Korban.
    2. Syarat Sah Korban.
    3. Syarat Mereka Yang Dituntut Berkorban.
Syarat Wajib/Sunat Korban
  1. Untuk dijadikan ibadah korban wajib ataupun sunat adalah disyaratkan dia mampu melaksanakannya.
  2. Orang yang dianggap mampu ialah mereka yang mempunyai harga untuk binatang korban yang lebih daripada keperluannya dan keperluan mereka yang di bawah tanggungannya untuk hari raya dan hari–hari tasyrik kerana inilah tempoh masa bagi melakukan korban tersebut.
  3. Kedudukannya sama seperti dalam masalah zakat fitrah, mereka mensyaratkan ia hendaklah merupakan yang lebih daripada keperluan seseorang juga keperluan mereka yang di bawah tanggungannya pada hari raya puasa dan juga malamnya sahaja.

Syarat Sah Korban
  1. Hendaklah binatang yang diqurbankan itu tidak mempunyai sebarang kecacatan yang menyebabkan kekurangan kuantiti dagingnya ataupun menyebabkan kemudharatan terhadap kesihatan. Contohnya cacat yang teruk pada salah satu matanya, berpenyakit yang teruk, tempang atau kurus yang melampau.
  2. Hendaklah korban itu dalam masa yang tertentu iaitu selepas sembahyang Hari Raya Haji pada 10 Zulhijjah hingga sebelum terbenam matahari pada akhir Hari Tasyrik iaitu pada 13 Zulhijjah.
  3. Hendaklah disembelih oleh orang Islam.
  4. Orang yang berkongsi mengorbankan unta atau lembu tidak lebih dari tujuh orang di mana masing–masing menyumbang 1/7 bahagian.
Syarat Mereka Yang Dituntut Berkorban
    1. Islam.
    2. Merdeka.
    3. Aqil Baligh.
    4. Bermukim atau Musafir.
    5. Berkemampuan.
 Waktu Pelaksanaan Ibadah Korban

Waktu bagi menyembelih korban bermula setelah selesai sembahyang Hari Raya dan bacaan khutbahnya iaitu setelah naik matahari sekadar segalah. Masanya berterusan siang dan malam sehingga Hari Tasyrik yang akhir iaitu sebelum terbenam matahari pada hari tersebut. Ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayat oleh Al-Barra’ bin ‘Azib :
“Perkara pertama yang kita mulakan pada hari ini ialah bersembahyang, kemudian kita balik dan melakukan penyembelihan korban. Sesiapa yang melakukan demikian maka dia telah menepati sunnah kami. Sesiapa yang menyembelih sebelum itu, maka ia merupakan daging yang disediakan untuk ahli keluarganya. Ia tidak dikira sebagai ibadah khas (korban) ini sedikit pun.”

Binatang Korban

Perbincangan tentang binatang korban ini meliputi empat perkara :
  1. Jenis binatang yang diqurban.
  2. Umur binatang korban.
  3. Kadar binatang yang disembelih.
  4. Sifat–sifat binatang korban.
  1. Jenis Binatang Yang Dikorban
  2. Para ulama’ sependapat bahawa ibadah korban tidak sah kecuali dengan menggunakan binatang an‘am, iaitu binatang jinak yang berkaki empat seperti unta, lembu dan kerbau, kambing biri–biri dan semua yang termasuk dalam jenisnya, sama ada jantan atau betina. Oleh itu, tidak sah berkorban dengan menggunakan binatang yang lain daripada binatang an‘am ini seperti kerbau liar dan kijang.
    Firman Allah subhanahu wata‘ala:

    Maksudnya:
    Kami syari‘atkan ibadah menyembelih korban (atau lain-lainnya) supaya mereka menyebut nama Allah sebagai bersyukur akan pengurniaanNya kepada mereka: binatang-binatang ternak yang disembelih itu.”
    (Surah Al-Hajj 22:34)
    Tidak terdapat sebarang dalil sama ada yang dinaqalkan daripada Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam atau sahabat yang menunjukkan mereka berkorban dengan binatang selain daripada binatang-binatang ternakan (an‘am) ini. Oleh kerana korban merupakan satu ibadah yang dikaitkan dengan binatang, maka ia hanya ditentukan kepada binatang an‘am sahaja sama seperti ibadah zakat.
    Adapun binatang yang lebih afdhal dikorban ialah unta diikuti dengan lembu kemudian biri-biri atau kibasy kemudian kambing. Ini memandangkan kuantiti dagingnya yang lebih banyak bagi maksud pengagihan yang lebih meluas untuk fakir miskin.

    Nabi sallallahu ‘alayhi wasallam juga telah bersabda yang bermaksud:
      “Sesiapa yang mandi pada hari Jumaat dengan mandi junub, kemudian dia pergi (ke Jumaat) maka dia seolah-olah telah berkorban seekor unta. Sesiapa yang pergi pada saat kedua maka dia seolah-olahnya berkorban dengan seekor lembu. Sesiapa yang pergi pada saat ketiga maka dia seolah-olah berkorban dengan seekor kibasy yang bertanduk.”
  3. Umur Binatang Korban
  4. Umur binatang yang hendak dikorbankan berbeza-beza mengikut jenis binatang iaitu:
    1. Unta disyaratkan telah berumur lima tahun dan masuk ke umur enam tahun.
    2. Kambing dan lembu disyaratkan telah berumur dua tahun dan masuk ke umur tiga tahun.
    3. Kibasy disyaratkan telah memasuki umur dua tahun.
    4. Bagi anak unta, lembu, kambing dan kibasy yang telah berumur dua tahun lebih (yang telah bersalin gigi) harus dijadikan korban.
  5. Kadar Binatang Yang Disembelih
  6. Para fuqaha’ bersepakat mengatakan bahawa seekor kambing atau kibasy hanya mencukupi sebagai korban untuk seorang sahaja. Seekor unta atau lembu pula mencukupi untuk menjadi korban bagi tujuh orang. Ini berdasarkan hadith Jabir:
    “Kami berkorban bersama Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam semasa di Hudaybiyah dengan seekor unta atau seekor lembu untuk tujuh orang.”
    Dalam riwayat Muslim pula menyebut :
    “Kami keluar bersama Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam dan kami berniat Haji. Maka Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam telah memerintahkan kami supaya berkongsi mengorbankan seekor unta atau seekor lembu. Setiap tujuh orang berkongsi seekor unta.”
  7. Sifat–Sifat Binatang Korban
  8. Sifat–sifat binatang korban sama ada betina atau jantan yang digariskan oleh syara‘ adalah seperti berikut:
    1. Terang penglihatannya iaitu tidak buta.
    2. Tidak cacat seperti kudung kaki, putus ekornya, terpotong hidungnya atau sebagainya.
    3. Gemuk, tidak harus pada binatang yang terlalu kurus.
    4. Ciri-ciri yang afdhal terdapat pada binatang korban itu:
    5. Gemuk pada keseluruhan anggotanya.
    6. Bertanduk.
    7. Putih warna bulunya (pada kibasy).
    8. Jantan.

Sifat yang makruh pada binatang korban:

  1. Rabit telinganya.
  2. Terpotong sedikit bahagian belakang atau depan telinganya.
  3. Tidak mempunyai tanduk sejak asalnya.
  4. Patah tanduk sebelah atau keduanya atau pecah bahagian tanduknya.
  5. Tanggal sebahagian giginya disebabkan tua atau jatuh.
  6. Kabur penglihatannya.

Perkara Sunat Ketika Berkorban

  1. Sunat menambat binatang yang hendak diqurbankan itu beberapa hari sebelum disembelih.
  2. Digantung tanda pada binatang yang hendak dikorbankan.
  3. Dibawa dengan baik dan ihsan ketika ke tempat penyembelihan.
  4. Disunatkan juga orang yang berkorban menyembelihnya.
  5. Sunat dihadapkan ke arah qiblat ketika menyembelih korban.
  6. Sunat memilih binatang yang paling gemuk, terelok dan terbesar untuk dijadikan korban.
  7. Sunat digunakan alat yang paling tajam dan diperbuat daripada besi.
  8. Setelah selesai disembelih maka sunat ditunggu sehingga binatang yang disembelih itu sejuk dan semua anggota tidak bergerak lagi.
  9. Sunat bagi mereka yang mahu melakukan korban tidak bercukur dan tidak memotong kukunya setelah tiba bulan Zulhijjah sehingga telah selesai berkorban.
    1. Binatang korban sunat dibaringkan di atas rusuk kiri sebelum dilakukan penyembelihan.
    2. Sunat ketika sembelihan korban dilakukan adalah seperti berikut:
    3. Membaca basmalah.
    4. Bersalawat ke atas Nabi Muhammad.
    5. Binatang diarahkan ke arah qiblat.
    6. Bertakbir sebelum atau selepas membaca basmalah.
    7. Berdoa.
     
  10. Orang yang berkorban hendaklah membaca doa seperti berikut :
  11. “Ya Allah, ini adalah nikmat yang datang dariMu dan dengannya aku mohon untuk dapat mendampingiMu.”
  12. Sunat wakil yang melakukan sembelihan menyebutkan orang yang mewakilkannya seperti:
  13. “Dengan nama Allah dan Engkau Yang Maha Besar, ini daripadaMu dan untukMu.Terimalah Ya Allah daripada si pulan, si pulan.....”

Perkara Makruh Ketika Berkorban

  1. Berlaku kasar kepada binatang yang hendak dikorbankan seperti mengheret atau memukul semasa membawa ke tempat sembelihan atau seumpamanya.
  2. Memerah susu atau menggunting bulu atau mengambil sebarang faedah dari binatang yang hendak dijadikan korban.
  3. Tidak menghadapkan ke arah qiblat semasa sembelihan dilakukan
  4. Bercukur atau memotong kuku setelah tiba bulan Zulhijjah hingga penyembelihan korban selesai dijalankan.
  5. Binatang yang telah dibeli untuk tujuan korban adalah makruh dijual kerana ia telah ditentukan untuk korban.

Hukum Daging Korban

  1. Korban yang wajib iaitu yang dinazarkan ataupun yang ditentukan sama ada dengan menyebut, “Ini adalah korban”, maka orang yang berkorban tidak boleh memakannya. Dia wajib menyedekahkan semuanya sekali.
  2. Anak kepada binatang korban yang ditentukan juga, perlu disembelih seperti ibunya, tetapi bezanya ia boleh dimakan kesemuanya oleh tuan yang mengorbankannya kerana disamakan dengan hukum susu, kerana tuannya harus meminum susu binatang korban yang selebih daripada anaknya walaupun perbuatan itu makruh.
  3. Bagi korban sunat, maka tuannya sunat memakannya, iaitu yang afdhalnya dia hendaklah memakannya beberapa suap sebagai mengambil berkat.Ini bersesuaian  dengan firman Allah subhanahu wata‘ala:

    Maksudnya:
    Dengan yang demikian makanlah kamu dari (daging) binatang-binatang qurban itu dan berilah makan kepada orang yang susah, yang fakir miskin.
    (Surah Al-Hajj, 22:28)
  4. Hadith yang diriwayatkan oleh Al-Bayhaqi pula ada menyebut bahawa Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam telah memakan sebahagian daripada hati binatang korbannya. Hukum memakan daging korban pula tidak wajib, ini berdasarkan firman Allah subhanahu wata‘ala

Maksudnya:
Dan Kami jadikan unta (yang dihadiahkan kepada fakir miskin Makkah itu) sebahagian dari syi‘ar agama Allah untuk kamu, pada menyembelih unta yang tersebut ada kebaikan bagi kamu.
(Surah Al-Hajj, 22:36)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahawa ia dijadikan untuk kita. Setiap perkara yang dijadikan untuk manusia, maka dia diberi pilihan sama ada mahu memakannya atau tidak.
  1. Orang yang berkorban juga boleh menjamu kepada kalangan yang kaya, tetapi tidak boleh diberi milik kepada mereka. Yang boleh cuma dihantar kepada mereka sebagai hadiah yang mana mereka tidak akan menjualnya atau sebagainya
    .
  2. Mengikut pendapat dalam qawl jadid, orang yang berkorban boleh memakan sebahagian daripada korbannya. Mengikut qawl qadim pula harus memakan sebanyak separuh, manakala bakinya hendaklah disedekahkan.
  3. Sebahagian ulama’ berpendapat daging korban dibahagikan kepada tiga bahagian iaitu 1/3 daging disedekahkan dalam keadaan mentah, 1/3 daging dimasak dan dibuat jamuan dan 1/3 daging dimakan oleh orang yang berkorban.
  4. Pendapat yang asahpula, adalah wajib bersedekah dengan sebahagian daripada daging korban walaupun sedikit kepada orang Islam yang fakir walaupun seorang. Walaubagaimanapun, yang lebih afdhal hendaklah disedekahkan kesemuanya kecuali memakannya beberapa suap untuk mengambil keberkatan seperti yang telah dijelaskan.
  5. Bagi korban sunat pula, orang yang berqurban boleh sama ada bersedekah dengan kulit binatang tersebut atau menggunakan sendiri, seperti mana dia harus mengambil faedah daripada binatang itu semasa hidupnya. Tetapi bersedekah adalah lebih afdhal. Bagi korban yang wajib  pula, kulit binatang itu wajib disedekahkan.
  6. Korban juga tidak harus dibawa keluar dari negeri asalnya sebagaimana yang ditetapkan dalam masalah membawa keluar zakat.

Sumber : www.al-azim.com

Lanjutkan Membaca..

Menuntut Ilmu

Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya.
Sebenarnya banyak ayat Al-Quran dan As-Sunnah yang memerintahkan kita agar menuntut ilmu dan kelebihan-kelebihan menuntut ilmu itu.

Maksud firman Allah s.w.t:
“Maka tanya oleh mu akan orang yang ahli zikri (orang yang alim) jikalau kamu tidak mengetahui”.
 
Maksud sabda Rasulullah s.w.w pula yang bermaksud :
“Sesungguhnya sesuatu bab daripada ilmu yang dipelajari oleh seorang lelaki terlebih baik baginya daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya”

Lanjutkan Membaca..

Sholat

Pengertian Solat

Solat dari segi bahasa bermaksud doa atau doa dengan sesuatu kebaikan. Dari segi syara‘, solat bermaksud perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir beserta niat dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.
Perkataan-perkataan di dalam sembahyang dikenali sebagai rukun qawliyy.Manakala perbuatan-perbuatan di dalam sembahyang dikenali sebagai rukun fi‘liyy dan perlakuan selain daripada perkataan dan perbuatan dikenali sebagai rukun qalbiyy.

Lanjutkan Membaca..

Puasa enam Hari Untuk Sepanjang Tahun

Adalah menjadi lumrah bagi kebanyakan umat Islam untukmenggiatkan aktiviti ibadah pada sepanjang bulanRamadan. Ini adalah kerana pada bulan yang penuhberkat ini Allah 'Azza wa Jalla membuka pintu langitdengan seluas-luasnya untuk menurunkan limpahanrahmat-Nya kepada sekalian hamba-hamba-Nya. Pada bulanyang mulia ini juga segala amalan-amalan berbentukketaatan kepada-Nya akan naik secara terus kepada-Nya.Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Apabila masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu langitdibuka…

Hadis riwayat Imam al-Bukhari di dalamShahihnya, no: 1899


Namun demikian apabila Syawal menjelma terdapat ramai umat Islam yang mula lalai serta alpa dalam mengerjakan ibadah. Syawal di lihat seperti bulan untuk berehat dari melakukan amal-amal soleh dan digantikan dengan pesta pembaziran, pergaulan bebas di antara lelaki dan wanita, memakai pakain yang tidak mengikut spesifikasi syari’at, temasya menonton rancangan televisyen yang berunsur hedonis dan lain-lain lagi. Ini tidak sepatutnya berlaku kerana pada bulan Ramadan umat Islam seolah-olah berada di dalam sebuah institusi latihan untuk membentuk insan yang bertaqwa dan setelah tamat latihan tersebut ia sepatutnya dapat membantu seseorang untuk mengekalkan ketaqwaan tersebut pada baki sebelas bulan lagi. 


Justeru itu seluruh umat Islam sewajarnya mengekalkan peningkatan dalam tahap mengerjakan amal ibadah padabulan Syawal dan bulan-bulan yang lain. Di antara bukti bahawa Ramadan telah berjaya membentukkeperibadian yang tinggi terhadap seseorang dalammenjadi insan yang bertaqwa adalah dengan mengerjakan puasa sunat Syawal atau lebih dikenali dengan puasa enam bagi masyarakat kita. Dalil disyari’atkan ibadah puasa sunat Syawal adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan laludiiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal,maka seolah-olah dia telah berpuasa sepanjang masa.

Hadis riwayat Imam Muslim di dalam Shahihnya, no: 1164

Menerusi hadis di atas dapat kita fahami bahawakeutamaan puasa sunat pada bulan Syawal adalahseolah-olah dia berpuasa sepanjang tahun. Menurut Syaikh ‘Abdullah al-Bassam:


Barangsiapa berpuasa enam hari pada bulan Syawalsetelah Ramadan maka seakan-akan dia berpuasa fardusetahun. Ini adalah kerana satu kebaikan di balas dengan sepuluh kali ganda sepertinya. Puasa pada bulan Ramadan dibalas dengan ganjaran bersamaan sepuluh bulan (iaitu bersamaan dengan 300 hari), puasa enam hari (pada bulan Syawal) pula mendapat ganjaran sebanyak dua bulan (iaitu bersamaan dengan 60 hari),yang demikian itu menjadi sunah yang sempurna, maka tercapailah pahala beribadah setahun tanpa kesulitan sebagai kurnia daripada Allah dan nikmat ke atashamba-Nya.

Taudhih al-Ahkam min Bulughul Maraam,jilid 3, ms. 576, Pustaka Azzam.


Cara yang paling utama untuk melaksanakannya adalahmemulakan berpuasa sesudah Hari Raya Aidilfitri secara langsung (iaitu pada tarikh 2 Syawal), berturut-turut sebagaimana yang ditetapkan oleh para ulamak. Ini jugamerupakan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam al-Syafi’i. Namun begitu seseorang juga bebas memilih mana-mana hari sepanjang bulan Syawal sama ada di awal, pertengahan mahupun akhirnya bahkan dia juga boleh mengerjakan secara berturut-turut mahupun berpisah-pisah.

Amalan sesetengah pihak yang melakukan puasa qadha dan sunat Syawal secara serentak mengikut formula dua dalam satu merupakan perbuatan bidaah yang tidak ada dalilnya dari mana-mana hadis Nabi shallallahu 'alaihiwasallam yang sabit. Apa yang lebih utama adalah menyempurnakan puasa bulan Ramadan terlebih dahulu yakni dengan menggantikan puasa-puasa yang tertinggal kemudian baru dikerjakan puasa sunat Syawal. Ini lebih bertepatan dengan maksud hadis di atas untuk mendapat keutamaanya iaitu seolah-olah berpuasa sepanjangtahun. Oleh itu janganlah ketinggalan dari menunaikan puasa sunat enam hari di bulan Syawal ini.


Oleh Mohd Yaakub bin Mohd Yunus

(Artikel ini diringkaskan dari buku MENYAMBUT RAMADAN & AIDILFITRI MENURUT SUNNAH RASULULLAH S.A.W. terbitan Karya Bestari)

Lanjutkan Membaca..

Bersuci-Haid,Nifas Dan Hamil/Wiladah

Haid

Iaitu darah yang keluar dari kemaluan perempuan pada masa sedang sihat a’fiat ialah kerana menurut tabiat perempuan. Sekurang-kurangnya umur bagi perempuan yang boleh keluar darah haid itu dari sembilan tahun ke atas. Warna darah haid itu merah tua, rasanya hangat apabila ia keluar.

Tempohnya

Lama masa keluar darah haid itu sekurang-kurangnya sehari semalam dan selanjut-lanjut masanya selama lima belas hari siang dan malam, kebanyakannya iaitu masa yang biasa keluar selama enam atau tujuh hari.

Suci diantaranya

Sekurang-kurangnya suci diantara satu haid ke satu haid itu lima belas hari, biasanya dua puluh empat hari. Ada juga perempuan tiada keluar haid dari kecil hingga besar atau haid telah putus daripadanya maka masa suci baginya itu tidak terhingga.

Nifas

Iaitu darah perempuan yang keluar pada masa melahirkan anak atau darah yang keluar setelah lahir anak itu.

Tempohnya

sekurang-kurang masa keluar darah nifas itu sekelip mata iaitu sedikit sangat dan biasanya empat puluh hari dan selanjut-lanjut masanya enam puluh hari.

Istihadhah

Iaitu darah perempuan yang keluar bukan masa haid dan nifas. Seperti darah haid yang keluar lebih daripada lima belas hari lima belas malam atau darah yang keluar dahulu dari melahirkan anak dan yang keluar di atas enam puluh hari dan ini harus di namakan darah penyakit.

Hamil/Wiladah

Sekurang-kurangnya masa mengandung itu enam bulan dan biasanya sembilan bulan ada juga lebih lama dari masa ini sehingga tiga tahun. Apabila habis darah haid atau nifas wajiblah di atas perempuan itu bersuci iaitu mandi melainkan istihadhah, tiada wajib mandi hanya memadai ia berbasuh.

kami angkat dari :  http://www.islamgrid.gov.my/articles/ibadah/suci-haid-nifas-hamil.php

Lanjutkan Membaca..

Wudhu

Pengertian Wudhu'

Dari segi bahasa, wudhu’ ialah nama bagi sesuatu perbuatan menggunakan air pada anggota-anggota tertentu.
 
Dari segi syara‘, wudhu’ bermaksud membersihkan sesuatu yang tertentu dengan beberapa perbuatan yang tertentu yang dimulakan dengan niat, iaitu membasuh muka, membasuh kedua-dua belah tangan, menyapu kepala dan akhirnya membasuh kedua belah kaki dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu.
 

Hukum Wudhu'

Hukum wudhu’ adalah seperti berikut:
  1. Wajib atau fardhu, iaitu ketika hendak menunaikan ibadah seperti sembahyang, sama ada sembahyang fardhu atau sembahyang sunat, ketika hendak melakukan tawaf Ka‘bah sama ada tawaf fardhu atau sunat, ketika hendak menyentuh Al-Qur’an dan sebagainya.
  2. Sunat. Banyak perkara yang disunatkan berwudhu’, antaranya ialah untuk membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an, membaca atau mendengar bacaan hadith, membawa kitab tafsir, kitab hadith atau kitab fiqh, melakukan azan, duduk di dalam masjid, melakukan tawaf di ‘Arafah, melakukan sa‘i, menziarahi makam Rasulullah, ketika hendak tidur, mengusung jenazah, malah disunatkan sentiasa berada dalam keadaan berwudhu’ dan memperbaharui wudhu’.
 

Hikmah Wudhu'

Hikmah berwudhu’ ialah kerana anggota-anggota tersebut terdedah kepada kekotoran yang zahir seperti habuk, debu dan lain-lain serta banyak terdedah dengan dosa dan maksiat sama ada zahir atau batin.
 

Farhu Wudhu'

  1. Berniat ketika meratakan air ke seluruh muka. Niat wudu’ adalah seperti berikut:

  2. Maksudnya:
    “Sahaja aku mengangkat hadath kecil kerana Allah Ta‘ala”.
    atau

    Maksudnya:
    “Sahaja aku berwudhu’ kerana Allah Ta‘ala”.

  3. Membasuh muka. Had atau batasan muka yang wajib dibasuh adalah dari tempat tumbuh rambut di sebelah atas sehingga sampai kedua tulang dagu sebelah bawah dan lintangannya adalah dari anak telinga hingga ke anak telinga.
  4. Membasuh dua tangan hingga dua siku. Bagi orang yang tiada siku disunatkan membasuh hujung anggota yang ada.
  5. Menyapu sedikit kepala. Boleh disapu di ubun-ubun atau lain-lain bahagian rambut yang ada di dalam had atau kawasan kepala, tetapi yang utamanya adalah menyapu seluruh kepala.
  6. Membasuh dua kaki hingga dua buku lali.
  7. Tertib, iaitu melakukan perbuatan itu daripada yang pertama hingga akhir dengan teratur.
 

Syarat-Syarat Wudhu'

Terdapat dua syarat dalam wudhu’ iaitu syarat wajib dan syarat sah.
 

Syarat Wajib Wudhu’

  1. Islam.
  2. Baligh.
  3. Berakal.
  4. Mampu menggunakan air yang suci dan mencukupi.
  5. Berlakunya hadath.
  6. Suci daripada haidh dan nifas.
  7. Kesempitan waktu. Wudhu’ tidak diwajibkan ketika waktu yang panjang tetapi diwajibkan ketika kesempitan waktu.
 

Syarat Sah Wudhu’

  1. Meratakan air yang suci ke atas kulit, iaitu perbuatan meratakan air pada seluruh anggota yang dibasuh hingga tiada bahagian yang tertinggal.
  2. Menghilangkan apa sahaja yang menghalang sampainya air ke anggota wudhu’
  3. Tidak terdapat perkara-perkara yang boleh membatalkan wudhu’ seperti darah haidh, nifas, air kencing dan seumpamanya.
  4. Masuk waktu sembahyang bagi orang yang berterusan dalam keadaan hadath seperti orang yang menghidap kencing tidak lawas.
Selain itu, terdapat beberapa syarat wudhu’ mengikut ulama’ mazhab Syafi‘i, iaitu:
  1. Islam.
  2. Mumayyiz.
  3. Suci daripada haidh dan nifas.
  4. Bersih daripada apa sahaja yang boleh menghalang sampainya air ke kulit.
  5. Mengetahui kefardhuan wudhu’.
  6. Tidak menganggap sesuatu yang fardhu di dalam wudhu’ sebagai sunat.
  7. Menghilangkan najis ‘aini yang terdapat pada badan dan pakaian orang yang berwudhu’.
  8. Tidak terdapat pada anggota wudhu’ bahan yang mengubahkan air.
  9. Tidak mengaitkan (ta‘liq) niat berwudhu’ dengan sesuatu.
  10. Mengalirkan air ke atas anggota wudhu’.
  11. Masuk waktu sembahyang bagi orang yang berhadath berterusan.
  12. Muwalat, iaitu berturutan.
 

Sunat Wudhu’

Perkara sunat ketika berwudhu’ adalah sangat banyak, di antaranya ialah:
  1. Membaca “basmalah” iaitu lafaz
  2. Membasuh dua tapak tangan hingga pergelangan tangan.
  3. Berkumur-kumur.
  4. Memasukkan air ke dalam hidung.
  5. Menyapu seluruh kepala.
  6. Menyapu dua telinga.
  7. Menyelati janggut yang tebal.
  8. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri.
  9. Menyelati celah-celah anak jari tangan dan kaki.
  10. Melebihkan basuhan tangan dan kaki dari had yang wajib.
  11. Mengulangi perbuatan itu sebanyak tiga kali.
  12. Berturut-turut iaitu tidak berselang dengan perceraian yang lama di antara satu anggota dengan anggota yang lain yang menyebabkan anggota itu kering.
  13. Menggosok anggota wudhu’ supaya lebih bersih.
  14. Bersugi dengan sesuatu yang kesat.
  15. Menghadap qiblat.
  16. Membaca doa selepas berwudhu’, iaitu:

  17. Maksudnya:

    “Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah yang Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahawa Nabi Muhammad itu hambaNya dan RasulNya. Wahai Tuhanku, jadikan aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikan aku dari golongan orang-orang yang bersih.”
 

Perkara Yang Membatalkan Wudhu’

  1. Keluar sesuatu daripada lubang dubur atau qubul sama ada tahi, kencing, darah, nanah, cacing, angin, air mazi atau air wadi dan sebagainya melainkan air mani sendiri kerana apabila keluar mani diwajibkan mandi.
  2. Tidur yang tidak tetap punggungnya, kecuali tidur dalam keadaan rapat kedua-dua papan punggung ke tempat duduk.
  3. Hilang akal dengan sebab mabuk, gila, sakit, pengsan atau pitam kerana apabila hilang akal, seseorang itu tidak mengetahui keadaan dirinya.
  4. Bersentuh kulit lelaki dengan perempuan yang halal nikah atau ajnabiyyah (bukan mahram) walaupun telah mati.
  5. Menyentuh kemaluan (qubul dan dubur manusia) dengan perut tapak tangan walaupun kemaluan sendiri.
  6. Murtad iaitu keluar dari agama Islam.

    Kami Angkat Dari :http://www.islamgrid.gov.my/articles/ibadah/suci-wudud.php

Lanjutkan Membaca..

Tayaumum

Pengertian Tayammum

Tayammum ialah menyampaikan atau menyapu debu tanah ke muka dan kedua-dua tangan dengan syarat yang tertentu. Tayammum dilakukan bagi menggantikan wudhu’ atau mandi wajib (junub, haidh dan nifas), ketika ketiadaan air atau uzur menggunakan air, dan ia adalah suatu rukhsah atau keringanan yang diberikan oleh syara‘ kepada manusia.
 
Disyari‘atkan tayammum berdasarkan firman Allah subhanahu wata‘ala:

Maksudnya:
“Dan jika kamu junub (berhadath besar) maka bersucilah dengan mandi wajib; dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air), atau dalam musafir, atau salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air, atau kamu sentuh perempuan, sedang kamu tidak mendapat air (untuk berwudhu’ dan mandi), maka hendaklah kamu bertayammum dengan tanah – debu yang bersih.”
Surah Al-Ma’idah, 5:6
Semua ibadah atau amalan ta‘at yang perlu kepada bersuci (taharah) seperti sembahyang, menyentuh mushaf, membaca Al-Qur’an, sujud tilawah dan beri‘tikaf di dalam masjid adalah boleh bersuci dengan tayammum sebagai ganti wudhu’ dan mandi, kerana amalan yang diharuskan taharah dengan air adalah diharuskan juga dengan tayammum.
 

Sebab Yang Membolehkan Tayammum

  1. Ketiadaan air yang mencukupi untuk wudhu’ atau mandi.
  2. Air yang ada hanya mencukupi untuk keperluan minuman binatang yang dihalalkan, sekalipun keperluan itu pada masa akan datang.
  3. Sakit yang jika terkena air boleh mengancam nyawa atau anggota badan atau melambatkan sembuh.
 

Syarat Tayammum

  1. Menggunakan debu tanah yang suci, tidak musta‘mal, tidak bercampur benda lain.
  2. Menyapu muka dan dua tangan dengan dua kali pindah.
  3. Hilang najis terlebih dahulu.
  4. Masuk waktu sembahyang.
  5. Bertayammum bagi setiap ibadat fardhu.
  6. Ada keuzuran seperti sakit atau ketiadaan air.
 

Anggota Tayammum

  1. Muka.
  2. Dua belah tangan hingga siku.
 

Rukun Tayammum

  1. Berniat ketika menyapu debu tanah ke muka.
  2. Niat tayammum adalah seperti berikut:
  3. Maksudnya:
  4. “Sahaja aku bertayammum bagi mengharuskan solat kerana Allah Ta`ala.”
  5. Menyapu muka.
  6. Menyapu kedua-dua belah tangan.
  7. Tertib.
 

Sunat Tayammum

  1. Membaca basmalah iaitu lafaz
  2. Mendahulukan menyapu tangan kanan dari yang kiri dan memulakan bahagian atas dari bahagian bawah ketika menyapu muka.
  3. Berturut-turut di antara menyapu muka dan menyapu tangan.
 

Perkara Yang Membatalkan Tayammum

  1. Berlaku sesuatu daripada perkara-perkara yang membatalkan wudhu’.
  2. Melihat air atau mendapat air sekiranya bertayammum kerana ketiadaan air.
  3. Murtad iaitu keluar dari agama Islam 

    Kami Angkat Dari :  http://www.islamgrid.gov.my/articles/ibadah/suci-tayamum.php

Lanjutkan Membaca..

Mandi

Pengertian Mandi

Dari segi bahasa, mandi bererti mengalirkan air ke seluruh badan.
Dari segi syara‘, mandi bermaksud mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat yang tertentu.

Perkara Yang Mewajibkan Mandi

  1. Bertemu dua khitan iaitu apabila masuknya hasyafah zakar atau sekadar yang ada bagi zakar yang kudung ke dalam farj perempuan yang masih hidup dengan sempurna walaupun tidak keluar mani.
  2. Keluar mani walaupun sedikit dengan sengaja atau pun bermimpi.
  3. Keluar haidh, iaitu darah semulajadi yang keluar dari pangkal rahim ketika wanita dalam keadaan sihat pada waktu yang tertentu.
  4. Melahirkan anak atau bersalin (wiladah).
  5. Keluar nifas, iaitu darah yang keluar selepas bersalin.
  6. Mati, kecuali mati syahid.

Fardu Mandi

  1. Berniat pada permulaan kena air pada badan. Bagi orang yang berjunub niatnya ialah mengangkat janabah atau hadath besar. Niatnya seperti berikut: Maksudnya: “Sahaja aku mandi junub kerana Allah Ta`ala”.
    atau

  2. Maksudnya:
    “Sahaja aku mengangkat hadath besar kerana Allah Ta`ala”.
    Bagi orang yang datang haidh atau nifas niatnya ialah mengangkat hadath haidh atau nifas. Niatnya adalah seperti berikut:
    Maksudnya:
    “Sahaja aku mandi daripada haid kerana Allah Ta`ala”.
    atau

    Maksudnya:
    “Sahaja aku mandi daripada nifas kerana Allah Ta`ala”.
  3. Menghilangkan najis yang terdapat pada tubuh badan.
  4. Meratakan air ke seluruh badan terutama kulit, rambut dan bulu.

Perkara Sunat Semasa Mandi

Terdapat banyak perkara sunat semasa mandi, antaranya:
  1. Membaca “basmalah” iaitu lafaz
  2. Berwudhu’ sebelum mandi.
  3. Membasuh dua tapak tangan.
  4. Menggosok seluruh bahagian badan.
  5. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan daripada yang kiri.
  6. Mengulangi membasuh anggota tubuh sebanyak tiga kali.
  7. Berturut-turut iaitu tidak berlaku perceraian yang lama di antara membasuh sesuatu anggota dengan anggota yang lain.

Mandi-Mandi Sunat

Mandi-mandi yang disunatkan adalah seperti berikut:
  1. Mandi hari Juma‘at bagi orang yang hendak pergi sembahyang Juma‘at. Waktunya dari naik fajar sadiq.
  2. Mandi hari raya fitrah dan hari raya adhha. Waktunya adalah mulai dari tengah malam pada hari raya itu.
  3. Mandi kerana minta hujan (istisqa’).
  4. Mandi kerana gerhana bulan.
  5. Mandi kerana gerhana matahari.
  6. Mandi kerana memandikan mayat.
  7. Mandi kerana masuk agama Islam.
  8. Mandi orang gila selepas pulih ingatannya.
  9. Mandi orang yang pitam selepas sedar dari pitamnya.
  10. Mandi ketika hendak ihram.
  11. Mandi kerana masuk Makkah.
  12. Mandi kerana wuquf di ‘Arafah.
  13. Mandi kerana bermalam di Muzdalifah.
  14. Mandi kerana melontar jumrah-jumrah yang tiga di Mina.
  15. Mandi kerana tawaf iaitu tawaf qudum, tawaf ifadhah dan tawaf wida‘.
  16. Mandi kerana sa‘i.
  17. Mandi kerana masuk ke Madinah.

Kami Ambil Dari : http://www.islamgrid.gov.my/articles/ibadah/index.php

Lanjutkan Membaca..

Zakat

Zakat adalah satu rukun daripada lima rukun Islam, difardhukan dalam bulan Syawal tahun ke 2 hijrah. Dari segi bahasa ialah membersih dan menyubur dan dari segi Syara' ialah mengeluarkan sebahagian dari harta yang tertentu diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Firman Allah Ta’ala  :
Maksudnya :  “ Dan dirikanlah kamu akan sembahyang serta berilah zakat ”.
(Surah An-Nur Ayat 56)
Firman Allah Ta’ala :
Maksudnya : “ Sesungguhnya berjayalah orang yang menjadikan dirinya yang sedia bersih bertambah-tambah bersih (dengan iman dan amal kebajikan) ”.
(Surah As-Syams Ayat 9)

Hukum Zakat

Wajib/Fardhu Ain ke atas orang Islam yang sudah sempurna syarat-syaratnya seperti cukup nisabnya,haulnya dan lain-lain lagi.
Firman Allah Ta’ala :
Maksudnya : “ Berilah Zakat ”.
Surah An-Nisa’ Ayat 77)
Firman Allah Ta’ala :
Maksudnya : “ Ambillah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah (zakat) supaya dengannya engkau membersihkan mereka (dari dosa) dan mensucikan mereka (dari akhlak yang buruk).
(Surah At-Taubah Ayat 103)
Sabda Rasulullah s.a.w :
Maksudnya : Dari ‘Abdal Rahman ‘Abdullah Ibn ‘Umar r.a katanya : Aku dengar rasulullah s.a.w. bersabda : Didirikan Islam atas lima (rukun) : Syahadah (pengakuan) bahawa tiada tuhan yang di sembah melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad itu Rasulullah dan mendirikan sembahyang dan mengeluarkan zakat dan mengerjakan haji di baitullah serta puasa di bulan Ramadhan.(Diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim)

 

Syarat-syarat zakat


Terbahagi kepada 2 bahagian :
  1. Syarat wajib zakat
  2. Syarat sah zakat

 

Syarat wajib Zakat

  1. Islam
  2. Merdeka
  3. Sempurna Milik
  4. Cukup Nisab
  5. Cukup Haul (12 Bulan/1 Tahun)

Syarat sah zakat
  1. Niat
  2. Memberi milik (Al-Tamlik)  - diberi kepada orang yang berhak

Kategori Zakat

  1. Zakat Pendapatan
  2. Zakat Simpanan
  3. Zakat KWSP
  4. Zakat Emas/Perak
  5. Zakat Perniagaan
  6. Zakat Saham
  7. Zakat Tanaman
  8. Zakat Ternakan
Keterangan :  Nisab berdasarkan harga emas semasa iaitu 85gm = 20 misqal = 25 mayam 2.7108 saga.


Kaedah Pengiraan Zakat


Zakat Pendapatan

Takrifan :  Imbuhan atau perolehan yang di peroleh oleh individu daripada majikan atau individu samaada pemberian dalam bentuk tenaga atau perkhidmatan profesional atau fizikal dalam tempoh harian, bulanan atau tahunan yang boleh dikenakan zakat.
(Fatwa telah pun diwartakan pada 22 Mei 2000 bagi mewajibkan setiap umat Islam yang telah cukup syarat bagi melunaskan zakat pendapatan).
Kaedah Pengiraan :
Terdapat 2 kaedah pengiraan di mana pembayar zakat boleh membuat pilihan:

Kaedah 1 : (Tanpa penolakan)

Pendapatan dari semua sumber setahun (termasuk elaun-elaun)
RM30,000 x 2.5% = RM 750.00

Kaedah 2 : (Dengan penolakan)


Bil
Perkara
Jumlah
a.
Pendapatan Setahun
RM 30,000.00
b.
Perbelanjaan


  • Diri
RM 8,000.00

  • Isteri (yang tidak bekerja)
RM 5,000.00

  • Anak (RM800.00 seorang x 6 orang)
RM 4,800.00

  • Pemberian Ibubapa
RM 1,200.00

  • KWSP (11%)
RM 3,300.00

  • Caruman ke Organisasi yang membayar zakat
RM 1,800.00

Jumlah Perbelanjaan
RM 24,100.00
c.
Pendapatan yang layak di zakat (a-b)
RM 5,900.00
d.
Zakat yang wajib dibayar (RM5,900.00 x 2.5%)
RM 147.50

 

Zakat Wang simpanan

Takrifan :  Zakat yang dikeluarkan oleh pendeposit daripada simpanan yang telah genap setahun atau cukup nisab.
Kaedah Pengiraan :
  1. Bagi simpanan tetap iaitu setelah cukup haul simpanan selama 354 hari dan melebihi nisab wajib dikeluarkan zakat.
  2. Bagi simpanan biasa pula, adalah berdasarkan jumlah baki terendah satu atau beberapa akaun simpanan dalam tempoh satu tahun . Ianya juga hendaklah diketahui tempoh haulnya iaitu bilakah bermula dan berakhirnya haul bagi simpanan tersebut.
  3. Misalnya :
    (Baki terendah bagi tahun 2005 adalah RM4,000.00)
    RM4,000.00  x 2.5% = RM100.00
    Zakat yang dikenakan adalah sebanyak RM100.00

Zakat KWSP/LTAT Dan Seumpamanya

Takrifan :  Zakat yang dikeluarkan oleh pencarum melalui KWSP/LTAT setelah diperoleh wang caruman tersebut dan cukup nisab serta haulnya.
Kaedah Pengiraan :
  1. 2.5% atas caruman KWSP ketika dikeluarkan samaada selepas bersara atau dikeluarkan untuk tujuan-tujuan lain sebelum bersara. Zakat perlu dibayar setiap kali pengeluaran dibuat.
  2. 2.5% atas wang simpanan KWSP/LTAT bagi setiap pekerja berdasarkan penyata tahunan.

Zakat Emas/Perak

Takrifan :  Zakat emas dan perak merupakan zakat barangan kemas dan perhiasan wanita. Zakat yang dikeluarkan ke atas emas bergantung samaada emas yang dipakai ataupun yang disimpan yang mana telah cukup nisab dan haulnya.
Kaedah Pengiraan :

Zakat Emas

Pembayaran zakat emas terbahagi kepada 2 iaitu :
  1. 2.5% atas nilai emas yang disimpan setahun yang nilai pasarannya melebihi kadar nisab (85gram).
  2. Emas yang dipakai tidak dikenakan zakat melainkan :
    Uruf nilai pasarannya melebihi kadar uruf ialah pemakaian setempat yang dibenarkan iaitu  RM5,000.00

Zakat Perak

2.5% ke atas nilai perak yang disimpan atau yang dipakai yang nilainya melebihi kadar nisab (624gram).

Zakat Perniagaan

Takrifan :  Zakat yang dikeluarkan oleh sesuatu perniagaan persendirian (tunggal) perkongsian, Syarikat Berhad, Syarikat Sdn. Bhd, Koperasi dan persatuan yang telah genap setahun operasi perniagaan dan cukup nisab yang mana barangan itu diniat untuk diniagakan dan berkembang.
Kaedah Pengiraan :  2.5% atas harta perniagaan yang layak di zakat yang telah melebihi nisab. (Harta Semasa – Tanggungan Semasa) x peratus pemilikan ekuiti yang dimiliki oleh individu muslim.

Zakat Saham

Takrifan : Zakat yang dikeluarkan ke atas pelaburan saham yang telah genap setahun dan cukup nisab.
Kaedah Pengiraan : 2.5% atas nilai terendah bagi semua saham yang dimiliki dalam tempoh setahun setelah ditolak pinjaman membeli saham dan tidak kurang dari kadar nisbah.

Zakat Tanaman

Takrifan :  Zakat yang dikenakan ke atas makanan asasi yang mengenyangkan ke atas sesebuah negeri yang telah cukup 400 gantang seperti padi, gandum, biji-bijian dan sebagainya.
Kaedah Pengiraan :  5 ausuk bersamaan dengan 400 gantang (setelah dibersihkan dari roman dan hampa) kadar nisab ialah 10% daripada padi atau bijian yang ditanam jika di siram /diairi dengan air hujan semata-mata dan 5% jika diairi menggunakan tenaga.

Zakat Ternakan

Takrifan : Zakat yang dikenakan ke atas ternakan seperti lembu, kerbau dan kambing yang tidak digunakan untuk tujuan kerja yang mana telah genap haulnya dan nisabnya.
Kaedah Pengiraan :  Zakat bagi ternakan ialah seekor lembu/kerbau bagi setiap 30 ekor lembu/kerbau dan seekor kambing bagi tiap 40 ekor kambing yang tidak digunakan untuk bekerja.

Qadha Zakat

Berbagai jenis zakat yang tidak ditunaikan semasa ianya wajib berzakat dan jika bayaran zakat dikeluarkan sekarang, ianya sebagai qadha zakat.

Zakat Fitrah

Zakat ini di fardhukan pada tahun ke 2 hijrah iaitu tahun di fardhukan puasa. Di fardhukan ke atas setiap individu muslim lelaki atau perempuan yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Firman Allah Ta’ala :

Maksudnya : Sesungguhnya berjayalah orang yang setelah menerima peringatan itu berusaha membersihkan dirinya (dengan taat dan amal yang soleh).
(Surah Al-A’la Ayat 14)
Zakat fitrah atau nama lainnya “zakat an-nafs” iaitu zakat badan maksudnya zakat untuk menyucikan jiwa dengan mengeluarkan makanan asasi daripada jenis yang mengenyangkan dengan kadar satu gantang Baghdad bersamaan 2.70kg beras atau senilai dengannya diberi kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu.

 

Syarat Wajib Zakat Fitrah

  1.  Mempunyai lebihan makanan atau hartanya untuk diri & keluarga pada malam dan siang hariraya.
  2.   Hidup pada akhir Ramadhan & awal Syawal
  3.    Anak yang lahir sebelum matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan dan hidup hingga selepasnya.
  4.    Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan
  5.    Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.

Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah

Waktu Afdhal/Sunat:Sebelum Sembahyang Sunat Hari Raya
Waktu Wajib : Selepas terbenam matahari malam Aidilfitri sehingga terbit matahari esoknya
Waktu Harus : Sejak Awal Ramadhan
Waktu Makruh : Selepas Sembahyang Sunat Hari raya sehingga terbenam matahari 1 Syawal
Waktu Haram:  Selepas terbenam matahari 1 Syawal

Orang Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah

Firman Allah Ta’ala :

Maksudnya : Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang – orang fakir dan orang-orang miskin dan a’mil-a’mil yang mengurusnya dan orang-orang mualaf yang dijinakkan hatinya dan untuk hamba-hamba yang hendak memerdekakan dirinya dan orang-orang yang berhutang dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah dan orang-orang musafir (yang keputusan) dalam perjalanan. (ketetapan hukum yang demikian itu ialah) sebagai satu ketetapan (yang datangnya) dari Allah dan (ingatlah) Allah amat mengetahui lagi amat bijaksana.
(Surah At-Taubah Ayat 60)
Ada Lapan Asnaf :
  1. Orang Fakir
  2. Ialah orang yang tidak ada harta benda untuk keperluan hidupnya sehari-hari, tidak sanggup bekerja, tak mampu berusaha dan malu untuk meminta-minta.
  3. Orang Miskin :
  4. Ialah orang yang boleh bekerja dan berusaha tetapi tidak mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari.
  5. ‘Amil (pemungut zakat) :
  6. Orang yang dilantik atau diberi kuasa oleh Majlis Agama Islam Negeri untuk memungut zakat.
  7. Muallaf  :
  8. Orang yang baru memeluk Agama Islam.
  9. Hamba  :
  10. Terbahagi kepada tiga :
    1. Hamba Qin (hamba semata
    2. Hamba Mudabbar (hamba yang kemerdekaannya bergantung kepada mati tuannya).
    3. Hamba Mukattab (kemerdekaan dirinya bergantung kepada syarat-syarat yang diberikan oleh tuannya).
    Sebagaimana keterangan Imam Syafie, hamba mukattablah yang layak menerima zakat.
  11. Orang Yang Berhutang Banyak :
  12. Iaitu tanggungan hutang untuk kemaslahatan diri dan keluarganya ataupun kemaslahatan umat Islam bila hutangnya itu telah melebihi dari harta kekayaannya.
  13. Sabilillah :
  14. Orang yang berjuang di jalan Allah
  15. Ibnu Sabil
  16. Orang yang dalam perjalanan jauh untuk menyempurnakan tuntutan Agama Islam kemudian kehabisan belanja atau biayanya.

    kami ambil dari : http://www.islamgrid.gov.my/articles/ibadah/zakat.php

Lanjutkan Membaca..